Hubungan Walikota Surabaya Dengan Wakilnya Pecah

SURABAYA, Hubungan Eri Cahyadi (Walikota) Surabaya dengan Wakilnya (Armuji), akhir akhir menjadi sorotan masyarakat karena diduga ‘kongsi’ mereka sudah retak.

Menurut Gareng (alias), Ketidakharmonisan Eri dengan Armuji disebabkan oleh banyak hal. Salah satu contoh Eri yang nota benenya birokrat dan bukan kader PDI Perjuangan murni ingin dominan, atau menggeser keberadaan Armuji yang sejati merupakan kader PDI Perjuangan murni.

Bahkan kosongnya kursi Ketua DPC Surabaya PDI Perjuangan juga sebagai kuru setra, untuk direbutkan antara Eri Cahyadi dengan gerbongnya versus Armuji dengan kroni kroninya. Langkah langkah saling jegal pun sudah nampak, bagaimana Adi Sutarwijono dicopot dan tidak lagi menjadi ketua DPC Surabaya PDI Perjuangan, tutur Gareng.

Sedangkan bukan rahasia umum lagi kalau, Adi Sutarwijono yang juga kader PDI Perjuangan merupakan hoping dekatnya Eri Cahyadi dan Eri menggadang gadang Adi Sutarwijono untuk bisa duduk di kursi ketua DPC Surabaya guna mewakili kepentingan Eri di Partai Politik, Imbuhnya.

Sedangkan dari kubu Armuji juga tidak rela apabila kursi ketua DPC Surabaya selain dari kader PDI Perjuangan murni. Meskipun yang duduk adalah kadar PDI Perjuangan namun dibelakangnya sarat kepentingan dan penunggangan. Dari situ muncullah beberapa nama yang dijagokan antara lain Budi Leksono yang kemungkinan disiapkan menjadi Orang no 1 PDI Perjuangan di Surabaya ini.

Dan bagaimana sakitnya sosok Armuji waktu itu, ketika mau melangkah ke Surabaya 1 justru partainya memberikan rekomendasi terhadap Eri Cahyadi dan Armuji cukup menjadi orang kedua kota Surabaya.

Bahkan Gareng menyebutkan, getolnya Eri untuk eksistensi nya di PDI Perjuangan tidak luput dari langkah politiknya. Yang mana dia sudah dua periode dan lagi menyiapkan istrinya untuk menjadi Surabaya 1 setelah dia lengser.

Karena saat ini gerbong PDI lah yang bisa Eri Cahyadi Tumpangi, dan dikarenakan adanya kekuatan dari belakangnya yaitu sosok Risma mantan Walikota Surabaya, yang bisa menjadi pembisik handal Megawati Soekarno Putri. (Red)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *