Warga Madura Bersatu Menjaga Kondusifitas dari Bahaya Laten Ideologi Khilafah

Madura – Upaya menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat terus digencarkan oleh berbagai elemen di Madura, menyusul kekhawatiran atas penyebaran ideologi khilafah yang dibawa oleh kelompok-kelompok intoleran. Ideologi ini dinilai bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sejumlah tokoh agama, tokoh masyarakat, serta aparat keamanan di wilayah Bangkalan, Sampang, Pamekasan, hingga Sumenep sepakat untuk memperkuat sinergi dalam membentengi masyarakat dari pengaruh kelompok yang menyebarkan ajaran anti-NKRI.

“Kita semua harus waspada terhadap bahaya laten ideologi khilafah yang terus mencari celah masuk ke tengah-tengah masyarakat. Ini bukan sekadar perbedaan pandangan keagamaan, tapi sudah menyangkut ancaman terhadap ideologi bangsa dan keutuhan negara,” tegas KH. Mohammad Holil, pengasuh pondok pesantren Durril Azhar di Sampang, Senin (23/6).

Pihak kepolisian juga telah mengantisipasi potensi radikalisme dan intoleransi dengan pendekatan preventif dan edukatif. Kapolres Bangkalan, AKBP R. Andhika Pratama, menyatakan bahwa pihaknya rutin menggelar patroli dialogis dan kegiatan deradikalisasi bersama tokoh agama serta ormas keagamaan.

“Kami berkomitmen menjaga kondusifitas Madura dengan menggandeng seluruh lapisan masyarakat. Penyebaran ideologi transnasional seperti khilafah tidak boleh dibiarkan berkembang, karena dapat merusak tatanan sosial dan merongrong Pancasila,” ujarnya.

Pemerintah daerah pun turut aktif menyuarakan pentingnya penguatan ideologi Pancasila di kalangan generasi muda. Melalui program sosialisasi, pendidikan wawasan kebangsaan ditanamkan sejak dini di sekolah-sekolah dan pesantren.

Di tengah gencarnya upaya tersebut, masyarakat Madura diimbau untuk tetap kritis dan tidak mudah terprovokasi oleh narasi yang mengatasnamakan agama tetapi mengarah pada sikap intoleran, eksklusif, serta anti-negara.

Dengan kerja sama semua pihak, Madura diharapkan tetap menjadi wilayah yang damai, religius, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebhinekaan dalam bingkai NKRI.


Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *